"don't judge the book from the cover"
pernah dengar ungkapan itu, aku yakin sebagian besar pasti pernah, ya ungkapan yang berarti jangan menilai buku dari sampulnya.
sederhana tapi maknanya dalem banget "Jangan melihat seseorang dari luarnya saja". manusia terlalu sering menilai orang lain hanya dari luarnya, hanya apa yang dapat kita lihat padahal kenyataanya belum tentu itu benar.
pernah ga liat orang ceria banget padalah dia menyimpan masalah yang besar didalamnya, pernah ga ketemu orang yang awalnya kaya baik ketika udah jadi temen terus kamu di tusuk dari belakang, pernah liat orang pinter kalem ternyata pinter juga nyontek ?
di dunia ini terlalu banyak hal yang tidak bisa kita nilai hanya dengan kasat mata, kita harus bisa melihat setiap hal dari berbagai sudut pandang dan mencari kebenarannya. jangan pernah menilai seseorang apabila kita belum mengenalnya, jangan hanya "katanya". alasan kenapa manusia harus punya ilmu agar kita bisa menilai setiap hal dari berbagai sudut pandang, bukan hanya menerima sesuatu dari 1 sisi yang kita lihat.
Selasa, 22 Desember 2015
Selasa, 03 November 2015
Pelaksanaan Fungsi Partai Politik oleh Partai Gerindra
Fungsi dan Tujuan Partai Politik Menurut Undang-undang
Keberadaan partai politik di Indonesia membawa pengaruh
besar terhadap masyarakat Indonesia untuk melihat kogruensi janji
politiknya yang memberikan penyalur aspirasi kepada masyarakat. Adapun yang
menjadi fungsi dan tujuan partai politik antara lain menurut Putra,
(2003:15) fungsi-fungsi Partai Politik adalah :
- Fungsi artikulasi kepentingan adalah suatu proses penginputan berbagai kebutuhan, tuntutan dan kepentingan melalui wakil-wakil kelompok yang masuk dalam lembaga legislatif, agar kepentingan, tuntutan dan kebutuhan kelompoknya dapat terwakili dan terlindung dalam pembuatan kebijakan publik.
- Agregasi kepentingan adalah merupakan cara bagaimana tuntutan-tuntutan yang dilancarkan oleh kelompok-kelompok yang berbeda, digabungkan menjadi alternatif-alternatif pembuatan kebijakan publik.
- Fungsi sosialisasi politik adalah suatu cara untuk memperkenalkan nilai-nilai politik, sikap-sikap dan etika politik yang berlaku atau yang dianut oleh suatu Negara.
- Fungsi rekrutmen politik adalah satu proses seleksi atau rekrutmen anggota-anggota kelompok atau mewakili kelompoknya dalam jabatan-jabatan administratif maupun politik.
- Fungsi komunikasi politik adalah salah satu fungsi yang dijalankan oleh partai politik dengan segala struktur yang tersedia, mengadakan komunikasi informasi, isu dan gagasan.
Adapun yang menjadi fungsi dari partai politik menurut Simon, dalam Basri (2011:120) adalah sebagai berikut :
- Fungsi Sosialisasi politik, ketika seseorang sudah mampu menilai keputusan dan tindakannya.
- Fungsi Mobilisasi politik, adalah fungsi partai untuk membawa warga Negara kedalam kehidupan publik.
- Fungsi Refresentasi politik adalah partai politik yang ikut pemilihan umum dan memenangkan sejumlah suara akan menempatkan wakilnya dalam parlemen.
- Fungsi Partisipasi politik adalah dimana tugas partai politik untuk membawa warga Negara agar aktif dalam kegiatan politik.
- Fungsi Legitimasi sistem politik adalah mengacu pada kebijakan partai politik mendukung dan mempercayai kebijakan pemerintah yang meliputi kebijakan publik maupun eksistensi sistem politik.
- Fungsi Aktivitas dalam sistem politik adalah menjabarkan programnya dan menyiapkan anggotanya untuk menjalankan program tersebut.
- selain itu parpol juga dapat memberikan Pelayanan Publik kepada masyarakat.
Sedangkan dalam Undang-undang
Nomor.2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik (pasal 11) menyatakan
Partai Politik berfungsi sebagai sarana :
- Pendidikan Politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga Negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;
- Penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat;
- Penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan Negara;
- Partisipasi politik warga Negara Indonesia ; dan
- Rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender.
Dengan demikian dapat diketahui, bahwa partai politik memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai sarana pendidikan politik, artikulasi politik, komunikasi politik, sosialisasi politik, agregasi politik, dan rekrutmen. sehingga partai politik mempengaruhi sistem politik untuk pencapaian Negara yang demokratis dan warga Negara masyarakat Indonesia akan memiliki kesadaran dalam kehidupan berpolitik.
Jadi dapat dikatakan bahwa peranan partai politik adalah sebagai sarana untuk menghimpun aspirasi, artikulasi dan agregasi kepentingan yang dilakukan kepada masyarakat untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu untuk mempengaruhi pembuatan kebijakan publik. Selain memiliki fungsi, partai politik juga mempunyai tujuan, dimana tujuan partai politik adalah mewujudkan cita-cita bangsa, mengembangkan kehidupan demokrasi bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dengan adanya partai politik ini masyarakat Indonesia semakin mengenal pendidikan politik yang diberikan partai politik kepada masyarakat.
Adapun tujuan dari partai politik seperti yang tercantum dalam Undang-undang Nomor. 2 Tahun 2008 pasal 10 Ayat 1-3 tentang Partai Politik yang menunjukkan tujuan dari partai politik yakni tujuan partai politik tersebut dibagi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum partai politik adalah :
- Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945;
- Menjaga dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
- Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan
- Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Secara khusus tujuan dari partai
politik adalah :
- Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan;
- Memperjuangkan cita-cita Partai Politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; dan
- Membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Jadi fungsi dan tujuan partai
politik dapat disimpulkan sebagai organisasi resmi penyalur
aspirasi masyarakat yang memiliki kekuatan
politik, ikut menentukan proses pembentukan kekuasaan
pemerintah secara legal (diakui berkekuatan hukum) mempunyai
hak beraktifitas merebut dan mempertahankan kekuasaan
politik.
Dalam artikel ini akan membahas
tentang partai gerindra dalam menjalankan fungsinya sebagai partai politik.
Partai Gerindra melakukan rekruitmen
secara terbuka seperti yang dilakukan di kota Malang, Partai Gerindra membangun institusi pengkaderan yang mandiri
guna menjamin berlakunya dan berjalannya proses sirkulasi dan regenerasi
politik secara sehat dan demokratis. Kaderisasi yang dilakukan oleh DPC
Partai Gerindra dilakukan dengan Membentuk organisasi-organisasi sayap seperti
KIRA,GEMIRA, SATRIA, KESIRA, PIRA dan TIDAR, membentuk figur tokoh nasional
maupun lokal seperti Prabowo Subianto dan tokoh-tokoh lokal yang lain,
menghimpun, merumuskan dan memperjuangkan aspirasi rakyat dalam merumuskan dan
menetapkan kebijakan negara, menyerap, menampung, menyalurkan dan
memperjuangkan aspirasi rakyat serta meningkatkan kesadaran politik rakyat dan
menyiapkan kader-kader dengan memperhatikan kesetaraan dalam segala aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dan membangun jaringan
mulai DPP hingga Ranting
Materi yang disampaikan dalam diklat
atau Pendidikan dan Pelatihan kader ini berbasis semi militer sehingga sesuai
dengan kriteria yang ditentukan oleh partai sesuai Anggaran Rumah Tangga
tentang kader yakni setiap kader wajib memiliki kemapuan mental ideologi yang
baik, memilki penghayatan terhadap visi, misi dan manifesto perjuangan partai,
sehingga mampu berprestasi, serta memiliki dedikasi, disiplin, loyalitas,
militansi terhadap partai, tidak tercela dan memilki jiwa kepemimpina dan mampu
mandiri. serta untuk lebih menguatkan materi-materi ini ditunjuk orang-orang
dari kalangan militer sebagai pembina diklat atau pendidikan dan pelatihan
kader ini. Sukses atau tidaknya sebuah partai politik dapat diukur dari
kesuksesannya dalam proses kaderisasi yang dikembangkannya. Wujud dari
keberlanjutan partai politik adalah munculnya kader-kader yang memiliki
kapabilitas dan komitmen terhadap dinamika partai politik untuk masa
depan. Partai Gerindra dapat dikatakan baru dalam perpolitikan Indonesia tetapi
Partai Gerindra sudah mampu mewujudkan kader-kader yang memiliki kapabilitas
dan komitmen
Saran
Berdasarkan hasil beberapa sumber
mengenai Proses Kaderisasi Partai Gerindra, terdapat beberapa kekurangan dalam
menjalankan fungsi pendidikan politik atau kaderisasi. Oleh karena itu Penulis
memberikan dua rekomendasi
. Pertama
Pendidikan dasar umum yang
mengandung konotasi bahwa pengkaderan ini menjadi ladang bagi penemuan dan
pembentukan kader-kader organisasi yang siap mengisi posisi struktural pada
hirarki kerja dalam tubuh partai Gerindra, berarti penamaan kaderisasi awalnya
lebih pada dimensi administrasi-organisasi dari pada dimensi
sosial-kemanusiaan. Seharusnya kaderisasi untuk kepentingan khusus, kaderisasi
ini akan berhubungan dengan fungsi dan peran partai Gerindra, sehingga
selanjutnya institusi kaderisasi tidak hanya mengandalkan ketrampilan dan
manajemen administrasi-organisasi, tetapi lebih jauh dari itu, harus mempu
membangun paradigma berfikir dan berkarya ke arah orientasi aksi social
berdasarkan ideologi partai Gerindra. Membangun kesadaran tanggung jawab dan
sensibilitas sosial. Mampu merespon setiap perkembangan
aktualita social-masyarakat dengan
segala dimensinya yaitu menyediakan pemimpin bagi bangsa.
Kedua
Perlu dipikirkan bersama format
kurikulum pendidikan dan pelatihan yang rekonstruktif dan progresif. Belakangan
ini, sudah dimulai upaya ke arah kaderisasi yang berorientasi pada karya
dan aksi social dalam level general, berupa penumbuhan dan stimulasi etos
intelektual dan sosial, bersamaan dengan format dan mekanisme yang komprehensif
dan mapan guna memunculkan kader-kader yang tidak hanya mempunyai kemampuan
dibidang manajamen organisasi, tapi yang lebih penting adalah tetap
berpegang pada komitmen sosial dengan segala dimensinya Jadi, bagaimana
menggabungkan atau menemukan konvergensi yang ideal antara aktifitas berpikir
(belajar) sebagai entitas anggota partai Gerindra dan aktifitas social sebagai
aktualisasi dari nilai-nilai tekstual-normatif. Dengan kata lain, harus
ditemukan titik keseimbangan antara nilai-nilai tekstual-normatif tadi dengan
realitas-konstektualnya. Pada titik inilah, kaderisasi yang diharapkan dari
partai Gerindra dapat menemukan relevansi sejarahnya.
Jadi dapat dikatakan bahwa partai
Gerindra telah melaksnakan fungsinya sebagai partai politik meskipun belum
maksimal.
terimakasih sumber
https://www.academia.edu/11774925/PROSES_KADERISASI_PARTAI_GERINDRA_DI_KOTA_MALANG
Jumat, 16 Oktober 2015
Makalah Sejarah Bahasa Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa
merupakan suatu alat komunikasi yang disampaikan seseorang kepada orang lain
agar bisa mengetahui apa yang menjadi maksud dan tujuannya. Pentingnya bahasa
sebagai identitas manusia, tidak bisa dilepaskan dari adanya pengakuan manusia
terhadap pemakaian bahasa dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Untuk
menjalankan tugas kemanusiaan, manusia hanya punya satu alat, yakni bahasa.
Dengan bahasa, manusia dapat mengungkapkan apa yang ada di benak mereka. Sesuatu
yang sudah dirasakan sama dan serupa dengannya, belum tentu terasa serupa,
karena belum terungkap dan diungkapkan. Hanya dengan bahasa, manusia dapat
membuat sesuatu terasa nyata dan terungkap.
Era globalisasi
dewasa ini mendorong perkembangan bahasa secara pesat, terutama bahasa yang
datang dari luar atau bahasa Inggris. Bahasa Inggris merupakan bahasa
internasional yang digunakan sebagai pengantar dalam berkomunikasi antar
bangsa. Dengan ditetapkannya Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, maka orang
akan cenderung memilih untuk menguasai Bahasa Inggris agar mereka tidak kalah
dalam persaingan di kancah internasional sehingga tidak buta akan informasi
dunia. Tak dipungkiri memang pentingnya mempelajari bahasa asing, tapi alangkah
jauh lebih baik bila kita tetap menjaga, melestarikan dan membudayakan Bahasa
Indonesia.
Seperti yang
kita ketahui, bahasa merupakan idenditas suatu bangsa. Untuk memperdalam
mengenai Bahasa Indonesia, kita perlu mengetahui bagaimana perkembangannya
sampai saat ini sehingga kita tahu mengenai bahasa pemersatu dari berbagai suku
dan adat-istiadat yang beranekaragam yang ada di Indonesia, yang termasuk kita
di dalamnya. Maka dari itu melalui makalah ini penulis ingin menyampaikan
sejarah tentang perkembangan bahasa Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas
maka rumusan masalah dalam pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut :
- Bagaimana sejarah perkembangan Bahasa Indonesia pada masa prakemerdekaan?
- Bagaimana sejarah perkembangan Bahasa Indonesia pada masa pasca-kemerdekaan?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah
diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
- Untuk mengetahui sejarah perkembangan Bahasa Indonesia pada masa prakemerdekaan
- Untuk mengetahui sejarah perkembangan Bahasa Indonesia pada masa pascakemerdekaan
- Untuk mengetahui Peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi perkermbangan bahasa Indonesia
- Untuk mengetahui sejarah ejaan Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
- Untuk mengetahui perkembangan Bahasa Indonesia pada masa reformasi
- Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 WILAYAH RUMPUN BAHASA AUSTRONESIA[1]
![]() |
|||
|
|
|
|
|
|
![]() |
|||
|
|||
2.2
Sejarah Perkembangan Bahasa
Indonesia pada Masa Prakemerdekaan
Pada dasarnya
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman Sriwijaya, bahasa
Melayu di pakai sebagai bahasa penghubung antar suku di Nusantara dan sebagai
bahasa yang di gunakan dalam perdagangan antara pedagang dari dalam Nusantara
dan dari luar Nusantara.
Perkembangan dan pertumbuhan
Bahasa Melayu tampak lebih jelas dari berbagai peninggalan-peninggalan
misalnya:
- Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 1380
- Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada tahun 683.
- Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684.
- Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686.
- Prasati Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688.
Dan pada saat itu Bahasa Melayu
telah berfungsi sebagai:
- Bahasa kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang berisia aturan-aturan hidup dan sastra.
- Bahasa perhubungan (Lingua Franca) antar suku di Indonesia
- Bahasa perdagangan baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun pedagang yang berasal dari luar indonesia.
- Bahasa resmi kerajaan.
Bahasa melayu
menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di
wilayah Nusantara, serta makin berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya
karena bahasa Melayu mudah di terima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa
perhubungan antar pulau, antar suku, antar pedagang, antar bangsa dan antar
kerajaan. Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan
mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia, oleh
karena itu para pemuda indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan
secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa indonesia menjadi bahasa persatuan
untuk seluruh bangsa indonesia. (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).
Ada empat faktor yang menyebabkan
bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia yaitu :
- Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdangangan.
- Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
- Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
- Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.
Pada abad ke-15
berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa Melayu karena
dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak disebut sebagai bahasa Melayu
Tinggi. Penggunaannya terbatas di kalangan keluarga kerajaan di sekitar
Sumatera, Jawa, dan Semenanjung Malaya.
Pada akhir abad
ke-19 pemerintah kolonial Hindia-Belanda melihat bahwa bahasa Melayu (Tinggi)
dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi. Pada
periode ini mulai terbentuklah “bahasa Indonesia” yang secara perlahan terpisah
dari bentuk semula bahasa Melayu Riau-Johor. Bahasa Melayu di Indonesia
kemudian digunakan sebagai lingua franca (bahasa pergaulan), namun pada waktu
itu belum banyak yang menggunakannya sebagai bahasa ibu. Bahasa ibu masih
menggunakan bahasa daerah yang jumlahnya mencapai 360 bahasa.
Pada
pertengahan 1800-an, Alfred Russel Wallace menuliskan di bukunya Malay Archipelago
bahwa “penghuni Malaka telah memiliki suatu bahasa tersendiri yang bersumber
dari cara berbicara yang paling elegan dari negara-negara lain, sehingga bahasa
orang Melayu adalah yang paling indah, tepat, dan dipuji di seluruh dunia
Timur. Bahasa mereka adalah bahasa yang digunakan di seluruh Hindia Belanda.”
Pada awal abad
ke-20, bahasa Melayu pecah menjadi dua. Di tahun 1901, Indonesia di bawah
Belanda mengadopsi ejaan Van Ophuijsen sedangkan pada tahun 1904 Malaysia di
bawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson.
Tahun 1999, Pusat Bahasa terbitkan buku
Senarai Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia ada 10 donor bahasa
Indonesia:
Belanda 3280 Inggris
1610 kata Arab 1495 kata Sanskerta-Jawa Kuna 677 kata, China 290 kata, Portugis
131, Tamil 83 kata, Parsi-Persia 63, Hindi 7.
2.3
Sejarah Perkembangan Bahasa
Indonesia pada Masa Pascakemerdekaan
Berhubung
dengan menyebar Bahasa Melayu ke pelosok nusantara bersamaan dengan menyebarnya
agama islam di wilayah nusantara. Serta makin berkembang dan bertambah kokoh
keberadaannya, karena bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat nusantara
sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar suku, antar pedagang, antar
bangsa dan antar kerajaan.
Perkembangan
bahasa Melayu di wilayah nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa
persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia oleh karena itu para pemuda
Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat
bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia yang menjadi bahasa persatuan untuk
seluruh bangsa Indonesia.
Bahasa
Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari
berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam rapat, para pemuda berikrar:
- Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Air Indonesia.
- Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.
- Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Ikrar para
pemuda ini di kenal dengan nama “Sumpah Pemuda”. Unsur yang ketiga dari “Sumpah
Pemuda” merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa indonesia merupakan bahasa
persatuan bangsa indonesia. Pada tahun 1928 bahasa Indonesia di kokohkan
kedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia di nyatakan kedudukannya
sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945, karena pada saat itu
Undang-Undang Dasar 1945 di sahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia. Di dalam UUD 1945 di sebutkan bahwa “Bahasa Negara Adalah Bahasa
Indonesia,(pasal 36). Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa indonesia secara
konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa indonesia di pakai oleh
berbagai lapisan masyarakat indonesia.
2.4 Peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia
- Budi Otomo.
Pada tahun
1908, Budi Utomo yang merupakan organisasi yang bersifat kenasionalan yang
pertama berdiri dan tempat terhidupnya kaum terpelajar bangsa Indonesia, dengan
sadar menuntut agar syarat-syarat untuk masuk ke sekolah Belanda diperingan,.
Pada kesempatan permulaan abad ke-20, bangsa Indonesia asyik dimabuk tuntutan
dan keinginan akan penguasaan bahasa Belanda sebab bahasa Belanda merupakan
syarat utam untuk melanjutkan pelajaran menambang ilmu pengetahuan barat.
- Sarikat Islam.
Sarekat islam
berdiri pada tahun 1912. mula-mula partai ini hanya bergerak dibidang
perdagangan, namun bergerak dibidang sosial dan politik juga. Sejak
berdirinya, sarekat islam yang bersifat non kooperatif dengan pemerintah Belanda
dibidang politik tidak pernah mempergunakan bahasa Belanda. Bahasa yang mereka pergunakan ialah bahasa
Indonesia.
- Balai Pustaka.
Dipimpin oleh
Dr. G.A.J. Hazue pada tahu 1908 balai pustaku ini didirikan. Mulanya badan ini
bernama Commissie Voor De Volkslectuur, pada tahun 1917 namanya berubah menjadi
balai pustaka. Selain menerbitkan buku-buku, balai pustaka juga menerbitkan
majalah.
Hasil yang diperoleh dengan
didirikannya balai pustaka terhadap perkembangan bahasa melau menjadi bahasa
Indonesia dapat disebutkan sebagai berikut :
- Meberikan kesempatan kepada pengarang-pengarang bangsa Indonesia untuk menulis cerita ciptanya dalam bahasa melayu.
- Memberikan kesempatan kepada rakyat Indonesia untuk membaca hasil ciptaan bangsanya sendiri dalam bahasa melayu.
- Menciptakan hubungan antara sastrawan dengan masyarakat sebab melalui karangannya sastrawan melukiskan hal-hal yang dialami oleh bangsanya dan hal-hal yang menjadi cita-cita bangsanya.
- Balai pustaka juga memperkaya dan memperbaiki bahasa melayu sebab diantara syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh karangan yang akan diterbitkan di balai pustaka ialah tulisan dalam bahasa melayu yang bersusun baik dan terpelihara.
- Sumpah Pemuda.
Kongres pemuda
yang paling dikenal ialah kongres pemuda yang diselenggarakan pada tahun 1928
di Jakarta. Pada hal sebelumnya, yaitu tahun 1926, telah pula diadakan kongres
pemuda yang tepat penyelenggaraannya juga di Jakarta. Berlangsung kongres ini
tidak semata-mata bermakna bagi perkembangan politik, melainkan juga bagi
perkembangan bahasa dan sastra Indonesia.
Dari segi
politik, kongres pemuda yang pertama (1926) tidak akan bisa dipisahkan dari
perkembangan cita-cita atau benih-benih kebangkitan nasional yang dimulai oleh
berdirinya Budi Utomo, sarekat islam, dan Jon Sumatrenan Bond. Tujuan utama
diselenggarakannya kongres itu adalah untuk mempersatukan berbagai organisasi
kepemudaan pada waktu itu.
Pada tahun itu
organisasi-organisasi pemuda memutuskan bergabung dalam wadah yang lebih besar
Indonesia muda. Pada tanggal 28 Oktober 1928 organisasi pemuda itu mengadakan
kongres pemuda di Jakarta yang menghasilkan sebuah pernyataan bersejarah yang
kemudian lebih dikenal sebagai sumpah pemuda. Pertanyaan bersatu itu dituangkan
berupa ikrar atas tiga hal, Negara, bangsa, dan bahasa yang satu dalam ikrar
sumpah pemuda.
Peristiwa ini dianggap sebagai awal permulaan bahasa Indonesia yang sebenarnya, bahasa Indonesia sebagai media dan sebagai symbol kemerdekaan bangsa. Pada waktu itu memang terdapat beberapa pihak yang peradaban modern. Akan tetapi, tidak bisa dipumgkiri bahwa cita-cita itu sudah menjadi kenyataan, bahasa Indonesia tidak hanya menjadi media kesatuan, dan politik, melainkan juga menjadi bahasa sastra indonesia baru.
Peristiwa ini dianggap sebagai awal permulaan bahasa Indonesia yang sebenarnya, bahasa Indonesia sebagai media dan sebagai symbol kemerdekaan bangsa. Pada waktu itu memang terdapat beberapa pihak yang peradaban modern. Akan tetapi, tidak bisa dipumgkiri bahwa cita-cita itu sudah menjadi kenyataan, bahasa Indonesia tidak hanya menjadi media kesatuan, dan politik, melainkan juga menjadi bahasa sastra indonesia baru.
2.5 Perkembangan Bahasa Indonesia Masa Reformasi
Munculnya Bahasa Media Massa (bahasa
Pers):
- Bertambahnya jumlah kata-kata singkatan (akronim);
- Banyak penggunaan istilah-istilah asing atau bahasa asing adalam surat kabar.
Pers telah
berjasa dalam memperkenalkan istilah baru, kata-kata dan ungkapan baru, seperti
KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), kroni, konspirasi, proaktif, rekonsiliasi,
provokator, arogan, hujat, makar, dan sebagainya.
Bahasa
Indonesia sudah mulai bergeser menjadi bahasa kedua setelah Bahasa Inggris
ataupun bahasa gaul. Selain itu, dipengaruhi pula oleh media iklan maupun artis
yang menggunakan istilah baru yang merupakan penyimpangan dari kebenaran cara
berbahasa Indonesia maupun mencampuradukan bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.
2.6
Kedudukan dan Fungsi Bahasa
Indonesia
Kedudukan dan fungsi Bahasa
Indonesia, yaitu:
- Sebagai bahasa persatuan (alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya
- Bahasa nasional;
- Bahasa resmi
- Bahasa budaya dan Bahasa ilmu
- Sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga
- Pendidikan
BAB III
PENUTUP
2.8 Kesimpulan
Dapat
disimpullkan dari makalah ini, bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa
melayu. Bahasa melayu dipilih sebagai bahasa pemersatu (bahasa Indonesia)
karena :
- Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdangangan.
- Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
- Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional..
- Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.
3.2 Saran
Bahasa Indonesia
yang kita ketahui sebagai mana dari penjelasan terdahulu memiliki banyak
rintangan dan kendala untuk mewujudkan menjadi bahasa pemersatu, bahasa
nasional, bahasa Indonesia. Sehingga kita sebagai generasi penerus mampu untuk
membina, mempertahankan bahasa Indonesia ini, agar tidak mengalami kemerosotan
dan diperguna dengan baik oleh pihak luar.
[1] Jerome
Samuel Kasus Ajaib Bahasa Indonesia ? Pemodernan Kosakata dan Politik
Peristilahan tahun 2008 penerbit kepustakaan populer gramedia. pusat
bahasa- departemen pendidikan Nasional Forum Jakarta-Paris. Hal.
sengaja tabel tidak di perbaikai, silahkan buka dalam buku asli,
Langganan:
Komentar (Atom)

