BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan
agama islam adalah salah satu mata kuliah wajib di perguruan tinggi termasuk di
UPN “Veteran” Jakarta. Salah satu yang menjadi materinya adalah islam sebagai
agama komprehensif. Banyak pemuda-pemudi saat ini tidak mengetahui esensi islam
yang sebenarnya, karena banyaknya pengaruh budaya barat maka dari itu harus ada
pembelajaran mengenai islam secara mendalam, Setiap manusia wajib meyakininya
dan agar lebih meyakini, memahami, dan paham akan islam agama yang sempurna
maka harus mempelajarinya salah satunya dengan menyusun makalah, selain itu
makalah ini pula untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan agama islam.
B.
Rumusan msalah
1. Apa
yang dimaksud dengan islam
2. Mengapa
islam disebut agama yang sempurna
C.
Tujuan
1. Untuk
memenuhi tugas mata kuliah pendidikan agama islam.
2. Agar
lebih memahami tentang islam
3. Memahami
islam sebagai agama yang sempurna
D.
Manfaat
1. Meyakini
adanya rasul-rasul sebelum nabi Muhammad SAW
2. Meyakini
al-quran sebagai pedoman
3. Meyakini
islam sebagai agama yang lurus
BAB
II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Ad Dienul
Islam
Kata islam berasal dari kata aslama yang merupakan
derivasi (turunan) dari kata assalamu, assalamu, assalamatu, yang artinya
bersih dan selamat dari kecacatan lahir dan bathin atau dapat diartikan bahwa
islam terkandung makna suci bersih tanpa cacat atau sempurna. Kata islam yang
diambil dari kata assilmu atau assalamu berarti perdamaian dan keselamatan.
Huruf sin, lam, dan mim (salima) artinya sejahtera tidak tercela dan selamat,
dapat disimpulkan bahwa islam mengandung arti berserah diri, tunduk, patuh dan
taat hanya kepada Allah, karena kepatuhan dan ketundukan kepada allah akan
menuntun manusia ke jalan yang aman, damai, selamat dunia akhirat.
Kata Islam
punya dua makna. Pertama, nash (teks) wahyu yang menjelaskan din (agama) Allah.
Kedua, Islam merujuk pada amal manusia, yaitu keimanan dan ketundukan manusia
kepada nash (teks) wahyu yang berisi ajaran din (agama) Allah.
Berdasarkan makna pertama, Islam yang dibawa satu rasul
berbeda dengan yang dibawa rasul lainnya, dalam hal keluasan dan keuniversalannya.
Meskipun demikian dalam permasalah fundamental dan prinsip tetap sama. Islam
yang dibawa Nabi Musa lebih luas dibandingkan yang dibawa Nabi Nuh. Karena itu,
tak heran jika Al-Qur’an pun menyebut-nyebut tentang Taurat. Misalnya di ayat
145 surat Al-A’raf. Dan telah Kami tuliskan untuk
Musa di Luh-luh (Taurat) tentang segala sesuatu sebagai peringatan dan
penjelasan bagi segala sesuatunya.
Islam y ang dibawa Nabi Muhammad lebih luas
lagi daripada yang dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya. Apalagi nabi-nabi sebelumnya
diutus hanya untuk kaumnya sendiri. Nabi Muhammad diutus untuk seluruh umat
manusia. Oleh karena itu, Islam yang dibawanya lebih luas dan menyeluruh. Tak
heran jika Al-Qur’an bisa menjelaskan dan menunjukkan tentang segala sesuatu
kepada manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab sebagai
penjelas segala sesuatu. (An-Nahl: 89)
Pengertian
islam secara terminologis adalah agama yang diturunkan Allah kepada manusia
melalui rasul-rasulnya, berisikan hokum-hukum yang mengatur hubungan manusia
dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia serta manusia dengan alam
sekitarnya.
Agama diturunkan Allah kemuka bumi mulai dari
nabi adam sampai nabi Muhammad adalah agama islam. Hal ini dijelaskan dalam Qs.
Ali Imran:19, “sesungguhnya agama disisi allah adalah agama islam.
B.
Islam sebagai Agama
Komprehensif
Kesempurnaan
Islam ini ditandai dengan syumuliyatuz zaman (sepanjang masa), syumuliyatul
minhaj (mencakup semuanya) dan syumuliyatul makan (semua tempat).
1.Islam sebagai syumuliyatuz zaman
(sepanjang masa) adalah agama masa lalu, hari ini dan sampai akhir zaman
nanti.Sebagaimana Islam merupakan agama yang pernah Allah sampaikan kepada para
Nabi terdahulu, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap
umat untuk menyerukan: “Sembahlah Allah dan jauhilah Thaghut.” (QS. An Nahl
16: 36). Kemudian disempurnakan oleh Allah melalui risalah nabi Muhammad SAW
sebagai kesatuan risalah dan nabi penutup. Islam yang dibawa nabi Muhammad SAW
dilaksanakan sepanjang masa untuk seluruh umat manusia hingga hari kiamat. “Dan
Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai
pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan
manusia tiada mengetahui.” (QS. Saba’ 34: 28)
2.Islam sebagai syumuliyatul minhaj
(mencakup semuanya) melingkupi beberapa aspek lengkap yang terdapat dalam Islam
itu sendiri, misalnya jihad dan da’wah (sebagai penyokong/ penguat Islam),
akhlaq dan ibadah (sebagai bangunan Islam) dan aqidah (sebagai asas Islam)
Aspek-aspek ini menggambarkan kelengkapan Islam sebagai satu-satunya agama yang
diridhai oleh Allah SWT. Firman Allah SWT: “Sesungguhnya agama (yang
diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali ‘Imran 3: 19)
3.Islam sebagai syumuliyatul makan
(semua tempat) karena Allah menciptakan manusia dan alam semesta ini sebagai
satu kesatuan.Pencipta alam ini hanya Allah saja. Karena berasal dari satu
pencipta, maka semua dapat dikenakan aturan dan ketentuan kepada-Nya.
Firman Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan dan pencipta alam semesta: “Dan
Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,
silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa
yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air,
lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati-nya dan Dia sebarkan di bumi
itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara
langit dan bumi; sungguh tanda-tanda bagi kaum yang memikirkan.” (QS. Al
Baqarah 2: 163-164)
Agama islam adalah agama yang
sangat sempurna dan sangat lengkap isi ajarannya, kesempurnaan dapat dilihat
dari :
1.
Nama Islam Pemberian
Langsung dari Allah SWT
Nama islam bukanlah hasil pemikiran
dan gagasan dari nabi Muhammad SAW atau pengikutnya, akan tetapi langsung dari Allah SWT.
2.
Islam merupakan rahmat
Allah untuk umat manusia
Islam agama yang diridhai Allah SWT
Q.S. Almaidah: 3 yang artinya “pada hari
ini telah aku sempurnakan agama untukmu, dan telah aku cukupkan nikmatku bagimu
dan aku ridhai islam sebagai agamamu”
Allah menolak agama pilihan manusia
kecuali agama islam Q.S. Ali Imran:85 “barang
siapa mencari agama selain agama islam maka sekali-kali tidaklah akan diterima
agama itu dari pada-Nya dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi”
Agama islam adalah agama yang
ajarannya lurus tidak menyesetkan dan tidak menusahkan manusia Q.S. Al
Fatihah:6-7 “tunjukkanlah kami jalamu
yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah enggau beri nikmat atas mereka
bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat”
3.
Islam Agama yang
Sesuai dengan Fitrah Manusia
Sangat cocok dengan perkembangan
dan kemajuan ilmu pengetahuan manusia, merupakan referensi dan pedoman dan
islam agama yg dapat menuntun manusia mencari hakikat Tuhan yang sebenarnya,
QS.Al-Alaq:1 “bacalah dengan menyebut
nama tuhanmu yang menciptakan” QS: Ar-ruum:30 “maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama islam sesuai fitrah
allah disebabkan dia telah menciptakan manusia menurut fitrah iu (agama tauhid)
tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus.
4. Islam
Agama yang Mehimpun Semua Kebenaran
Semua kebenaran yang diajarkan oleh
para nabi sebelum nabi Muhammad itu diyakini dan diamalkan dalam ajaran islam.
Nabi isa as. Tidak memerintah untuk dirinya disembah karna tuhan itu esa
(tunggal), dalam taurat musa melarang umatnya memakan darah, minum minuman
keras, dan daging babi. Arak, judi dan menyembah berhala adalah tidak baik.
Semua itu di ajarkan dalam islam.
5. Islam
Agama yang Mampu Mengangkat Derajat Manusia
Islam tidak apriori terhadap
kemajuan dan perubahan serta tidak selalu menolak ajaran agama lain, apabila
tidak bertentangan dengan syariat islam.
Memotivasi manusia selalu bersikap
kritis, selektif, sebagai saksi yang adil berdasarkan ketaatan terhadap Allah
QS: Al-baqarah:143 “dan demikian pula
kami menjadikan kamu umat islam yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi
atas perbuatan manusia dan agar rasul Muhammad menjadi saksi atas perbuatan
kamu”.
6. Islam
Agama Perdamaian dan Dapat Menyatukan Umat Manusia dalam Bingkai Persaudaraan
Islam agama cinta damai, keadilan
serta keindahan. Islam agama yang mendorong umatnya melintasi (berani
menegakkan nilai-nilai islam), yang dihiasi dengan kesungguhan (jiddiyah),
(hamasah) semangat, disiplin (hawabit), istiqomah bukan dengan kekerasan
anarkis dan lain-lain.
7. Islam
agama yang meluruskan kesalahan dan menjelaskan ajaran yang benar
Setiap persoalan dunia dan akhirat
harus dikembalikan ketujuan syariat yang tercantum dalam hukum wajib, haram,
sunnah, makhruh, dan mubah.
8. Islam
agama yang dapat menjajikan kebahagian didunia dan diakhirat
Orang yang suka berbuat baik dan
menjalankan segala perintah Allah akan
diberikan pahala surga dan kebaikan dunia.
C.
Ruang Lingkup
Agama Islam
Secara
garis besar ruang lingkup agama Islam mencangkup :
1.
Hubungan
Manusia dengan Penciptanya (Allah SWT)
Firman
Allah SWT “Dan Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku”. (QS. Az-Zariyat: 56)
Hubungan
manusia dengan Allah disebut pengabdian (ibadah). Pengabdian manusia bukan
untuk kepentingan Allah, Allah tidak berhajat (berkepentingan) kepada siapapun,
pengabdian itu bertujuan untuk mengembalikan manusia kepada asal penciptannya
yaitu Fitrah (kesucian)Nya agar kehidupan manusia diridhai oleh Allah SWT.
Firman
Allah SWT :
“Padahal
mereka tidak disuruh kecuali agar menyembah Allah dengan dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus dan agar mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah orang-orang
yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5)
2. Hubungan Manusia dengan Manusia
Agama
Islam memiliki konsep-konsep dasar mengenai kekeluargaan, kemasyarakatan,
kenegaraan, perekonomian dan lain-lain. Konsep dasar tersebut memberikan
gambaran tentang ajaran-ajaran yang berkenaan dengan: hubungan manusia dengan
manusia atau disebut pula sebagai ajaran kemasyarakatan. Seluruh konsep
kemasyarakatan yang ada bertumpu pada satu nilai, yaitu saling menolong antara sesama
manusia.
Firman
Allah SWT:
“Dan
tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan
tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan”. (QS. Al-Maidah : 2)
Manusia
diciptakan Allah terdiri dari laki-laki dan perempuan. Mereka hidup
berkelompok, berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Mereka saling membutuhkan dan
saling mengisi sehingga manusia juga disebut makhluk sosial, manusia selalu
berhubungan satu sama lain. Demikian pula keragaman daerah asal.
Tidak pada
tempatnya andaikata diantara mereka saling membanggakan diri. Sebab kelebihan
suatu kaum bukan terletak pada kekuatannya, kedudukan sosialnya, warna kulit,
kecantikan/ketampanan atau jenis kelamin. Tapi Allah menilai manusia dari
takwanya. Allah berfirman :
“Hai
manusia sesungguhnya Kami menciptakan dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah di antara
kamu ialah yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal” (QS. Al-Hujurat : 13)
3.Hubungan Manusia dengan Makhluk
lainnya/Lingkungannya
Seluruh
benda-benda yang diciptakan oleh Allah yang ada di alam ini mengandung manfaat
bagi manusia. Alam raya ini ada tidak terjadi begitu saja, akan tetapi
diciptakan oleh Allah dengan sengaja dan dengan hak. Firman Allah :
Artinya : “Tidaklah
kau perhatikan bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi
dengan hak?” (QS. Ibrahim : 19)
Dan
Firman-Nya :
Artinya: “Wahai
Tuhan kami, Tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari api neraka” (QS. Ali Imran : 191)
Manusia
dikarunia akal (sebagai salah satu kelebihannya), ia juga sebagai khilafah di
muka bumi, namun demikian manusia tetap harus terikat dan tunduk pada hukum
Allah. Alam diciptakan oleh Allah dan diperuntukkan bagi kepentingan manusia.
Sebagai
khalifah manusia diberi wewenang untuk mengelola dan mengolah serta
memanfaatkan alam ini. Allah berfirman:
Artinya :
“Tidakkah kamu perhatikan, sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk
(kepentingan) apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan
menyempurnakan untuk nikmat-Nya lahir dan bathin” (Qs. Luqman: 20)
Juga
Firman Allah :
Artinya :
“Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu
pemakmurannya”. (QS. Hud : 61)
Dua firman
Allah di atas menjelaskan bahwa alam ini untuk manusia dan manusia
diperintahkan untuk memakmurkannya, serta memanfaatkannya dengan
sebagi-baiknya. Hanya saja dalam memanfaatkan alam ini manusia harus mengerti
batas-batasnya, tunduk dan patuh pada aturan-aturan yang telah digariskan oleh
Sang Pencipta alam ini.
D.
Ajaran Agama Islam
1.
Ajaran Islam
di Bidang Aqidah
Kata
aqidah berasal dari kata bahasa Arab ‘aqad, yang berarti ikatan. Menurut
ahli bahasa, definisi aqidah adalah sesuatu yang dengan diikatkan hati dan
perasaan halus manusia atau yang dijadikan agama oleh manusia dan dijadikan
pegangan.
Aqidah
Islam adalah aqidah yang lengkap dari sudut manapun. Islam mampu menjelaskan
persoalan-persoalan besar kehidupan ini. Aqidah Islam mampu dengan jelas
menerangkan tentang Tuhan, manusia, alam raya, kenabian, dan bahkan perjalanan
akhir manusia itu sendiri.
Islam
tidak hanya ditetapkan berdasarkan instink/ perasaan atau logika semata, tetapi
aqidah Islam diyakini berdasarkan wahyu yang dibenarkan oleh perasaan dan
logika. Iman yang baik adalah iman yang muncul dari akal yang bersinar dan hati
yang bercahaya. Dengan demikian, aqidah Islam akan mengakar kuat dan menghujam
dalam diri seorang muslim. Meyakini secara benar bahwa tiada Tuhan selain Allah
dengan meyakini dalam hati, mengucapkan secara lisan dan dibuktikan dengan
mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan Allah.
Aqidah
Islam adalah aqidah yang tidak bisa dibagi-bagi. Iman seorang mu’min adalah
iman 100% tidak bisa 99% iman, 1% kufur. Allah SWT berfirman:
“Apakah
kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab dan ingkar terhadap sebahagian yang
lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan
kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan
kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.” (QS. Al Baqarah 2: 85).
2.
Ajaran Islam di Bidang Ibadah
Ibadah
dalam Islam menjangkau keseluruhan wujud manusia secara penuh. Seorang muslim
beribadah kepada Allah dengan lisan, fisik, hati, akal, dan bahkan kekayaannya.
Lisannya mampu berdzikir, berdoa, tilawah, amar ma’ruf nahi munkar.
Fisiknya mengiringi dengan berdiri, ruku’ dan sujud, puasa dan berbuka,
berjihad dan berolah raga, membantu mereka yang membutuhkan.
Hatinya
beribadah dengan rasa takut (khauf), berharap (raja’), cinta (mahabbah)
dan bertawakal kepada Allah. Ikut berbahagia atas kebahagiaan sesama, dan
berbela sungkawa atas musibah sesama. Akalnya beribadah dengan berfikir dan
merenungkan kebesaran dan ciptaan Allah. Hartanya diinfakkan untuk pembelanjaan
yang dicintai dan diperintahkan Allah serta membawa kemaslahatan bersama.
Maha Suci
Allah yang telah mengatur segala sesuatunya dengan baik dan
menenteramkan. Seluruh aktivitas seorang muslim akan bernilai ibadah di mata
Allah, apabila dijalankan dengan ikhlas dan diniatkan hanya untuk mengharap
ridha-Nya. Sehingga kita patut mencontoh Rasulullah SAW dan para sahabat yang
selalu berlomba-lomba dalam kebaikan (ibadah), karena mereka yakin bahwa Allah
akan membalasnya dengan limpahan pahala dan sesuatu yang jauh lebih baik di
dunia maupun di akhirat (jannah).
3. Ajaran
Islam di Bidang Akhlak
Akhlaq
Islam memberikan sentuhan kepada seluruh sendi kehidupan manusia dengan
optimal. Akhlaq Islam menjangkau ruhiyah, fisik, agama, duniawi, logika,
perasaan, keberadaannya sebagai wujud individu, atau wujudnya sebagai elemen
komunal (masyarakat).
Akhlaq
Islam meliputi hal-hal yang berkaitan dengan pribadi, seperti kewajiban
memenuhi kebutuhan fisik dengan makan dan minum yang halalan thoyiban serta
menjaga kesehatan, seruan agar manusia mempergunakan akalnya untuk berfikir
akan keberadaan dan kekuasaan Allah, seruan agar manusia membersihkan jiwanya, “Sesungguhnya
beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang
yang mengotorinya.” (QS. Asy Syams 91: 9-10).
Hal-hal
yang berkaitan dengan keluarga, seperti hubungan suami istri dengan baik,
hubungan anak dan orang tua, hubungan dengan kerabat dan sanak saudara.
Semuanya diajarkan dalam Islam untuk saling berkasih sayang dalam mewujudkan
keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah.
Hal-hal
yang berkaitan dengan masyarakat, seperti seruan untuk memuliakan tamu dan
etika bertamu, mengajarkan bahwa tetangga merupakan keluarga dekat, hubungan
muamalah yang baik dengan saling menghormati, seruan untuk berjual beli dengan
adil, dsb. Menjadikan umat manusia dapat hidup berdampingan dengan damai dan
harmonis.
Kesempurnaan
Islam juga mengatur pada akhlaq Islam yang berkaitan dengan menyayangi
binatang, tidak menyakiti dan membunuhnya tanpa alasan. Akhlaq Islam yang
berkaitan dengan alam raya, sebagai obyek berfikir, merenung dan belajar, “Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (QS. Ali ‘Imran 3:
190), sebagai sarana berkarya dan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.
Lebih dari
itu semua adalah akhlaq muslim kepada Allah SWT, Pencipta, dan Pemberi nikmat,
dengan bertahmid, bersyukur, berharap (raja’), dan takut (khauf)
terpinggirkan apalagi dijatuhi hukuman, baik di dunia maupun di akhirat.
4. Ajaran Islam di Bidang Hukum Syariah
Syariah
Islam tidak hanya mengurus individu tanpa memperhatikan masyarakatnya, atau
masyarakat tanpa memperhatikan individunya. Syariah Islam mencakup seluruh
aspek kehidupan manusia. Ada aturan ibadah, yang mengatur hubungan manusia
dengan Allah. Ada halal dan haram (bahaya-berguna) yang mengatur manusia dengan
dirinya sendiri. Ada hukum keluarga, nikah, thalaq, nafkah, persusuan, warisan,
perwalian, dsb. Ada aturan bermasyarakat, seperti: jual beli, hutang-piutang,
pengalihan hak, kafalah, dsb. Ada aturan tentang tindak kejahatan, minuman keras,
zina, pembunuhan, dsb.
Dalam
urusan negara ada aturan hubungan negara terhadap rakyatnya, loyalitas ulil
amri (pemerintah) yang adil dan bijaksana, bughot (pemberontakan), hubungan
antar negara, pernyataan damai atau perang, dsb. Untuk mewujudkan negara yang
adil dan sejahtera sesuai dengan tatanan hidup Islam, maka syariah Islam harus
diterapkan secara kaffah dalam kehidupan bernegara.
5.
Ajaran Islam dalam Seluruh Aspek Kehidupan
Islam
adalah agama yang sempurna. Salah satu bukti kesempurnaannya adalah Islam
mencakup seluruh peraturan dan segala aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu
Islam sangat sesuai dijadikan sebagai pedoman hidup. Di antara kelengkapan
Islam yang digambarkan dalam Al Qur’an adalah mencakup konsep keyakinan
(aqidah), moral, tingkah laku, perasaan, pendidikan, sosial, politik, ekonomi,
militer, hukum/ perundang-undangan (syariah).
Kesempurnaan
Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dan merupakan satu-satunya
diin yang diridhai Allah SWT menjadikannya satu-satunya agama yang benar dan
tak terkalahkan.sesuai dengan firman Allah SWT:
“Dialah
yang Telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama
yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang
musyrikin tidak menyukai.”
(QS. At Taubah 9: 33).
Beruntunglah
bagi setiap manusia yang diberikan hidayah oleh Allah SWT untuk dapat merasakan
nikmat ber-Islam dan menjauhkannya dari kesesatan hidup jahiliyah. Rawat dan
jagalah nikmat iman dan Islam dengan tarbiyah Islamiyah serta menerapkan Islam
secara kaffah, sehingga terwujud kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat.
E.
Rukun Iman dan Rukun Islam sebagai Tonggak Agama Islam
Rukun Iman
1.
Iman kepada Allah
2.
Iman kepada Malaikat-malaikat Allah
3.
Iman kepada Kitab-kitab Allah
4. Iman kepada Rasul-rasul
Allah
5. Iman kepada Hari Akhir
6. Iman kepada Qada dan
Qadar, yaitu takdir yang baik dan buruk
Rukun Islam
1. Mengucap dua kalimah syahadah.
2. Mendirikan shalat
3. Menunaikan zakat
4. Berpuasa di bulan Ramadhan.
5. Menunaikan haji di Mekah bagi yang mampu.
1. Mengucap dua kalimah syahadah.
2. Mendirikan shalat
3. Menunaikan zakat
4. Berpuasa di bulan Ramadhan.
5. Menunaikan haji di Mekah bagi yang mampu.
Rukun Islam merupakan aplikasi dari rukun iman. Rukun iman
bersifat pasif dan rukun iman bersimat aktif.
BAB
III
KESIMPULAN
1.Agama bukan
bagian dari kebudayaan namun agama sebagi sumber daya kreatif dan luhur
2.Agama Islam ajarannya bersifat
universal seluruh aturan ada dan mengikat untuk seluruh umat manusia tanpa
terkecuali. Tidak seperti agama lain yang diturunkan untuk umat agamanya saja,
segenap peraturan yang ada dalam Islam tidak hanya untuk umat Islam saja tetapi
mengikat juga ke umat lain.
3.Agama Islam sempurna, mengingat
Islam sebagai agama terakhir telah disempurnakan oleh Allah sehingga mencakup
berbagai dimensi kehidupan baik akidah, politik kemasyarakatan, kebudayaan,
pertahanan dan keamanan, sosial kemasyarakatan, ekonomi dan sebagainya.
4.Agama Islam berwatak harmonis
dan seimbang, yakni keseimbangan yang tidak goyah, selaras dan serasi sehingga
membentuk ciri khas yang unik. Karenanya ada hukum wajib sebagai bandingan
haram, sunah dengan makruh dan ditengahi oleh hukum mubah. Hal lainnya adalah
menempatkan kewajiban seiring dengan penuntutan hak, menggunakan harta benda
tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, dan sebagainya.
5.Peran agama islam sebagai faktor
motivatif, faktor kreatif, faktor sublimatif, dan faktor integrative.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar